Minggu, 27 September 2015

TEKPRAM

Sejarah Semaphore
Semaphore adalah suatu cara untuk mengirim dan menerima berita dengan menggunakan bendera, dayung, batang, tangan kosong atau dengan sarung tangan. Informasi yang didapat dibaca melalui posisi bendera atau tangan. Namun kini yang umumnya digunakan adalah bendera, yang dinamakan bendera semaphore.
Pencipta Semaphore?
Penemu semaphore ini adalah Claude Chappe. Chappe lahir di Brûlon, Sarthe , Prancis, cucu seorang baron Prancis. Ia dibesarkan untuk layanan gereja, namun ia kehilangan pekerjaan selama Revolusi Perancis . Ia menjalani pendidikan di Lycée Pierre Corneille di Rouen. Dia dan empat saudaranya yang menganggur memutuskan untuk mengembangkan sebuah sistem praktis stasiun relay semaphore, tugas yang diusulkan di zaman kuno, namun tidak pernah direalisasikan. Kakak Claude, Ignace Chappe (1760-1829) adalah anggota Majelis Legislatif selama Revolusi Perancis . Dengan bantuannya, Majelis mendukung proposal untuk membangun jalur relay dari Paris ke Lille (lima belas stasiun, sekitar 120 mil), untuk membawa berita dari perang.
Claude Chappe (25 Desember 1763 - 23 Januari 1805) adalah seorang penemu Perancis yang pada tahun 1792 menunjukkan praktis sistem semaphore yang akhirnya membentang seluruh Perancis . Ini adalah  sistem telekomunikasi praktis pertama pada zaman industri, membuat Chappe sang maestro telekomunikasi pertama dengan "internet mekanis."
Chappe memberikan nama pada penemuannya yang pertama dengan nama "tachygraph", yang berarti penulis cepat. Lalu kemudian seorang teman menyarankan nama yang berarti seorang penulis jauh, telegraph.
Semaphore merupakan salah satu bentuk isyarat menggunakan bendera yang lazim digunakan ketika perang sipil di Amerika Serikat. Ketika itu bendera yang digunakan berwarna putih dan oranye serta hanya terdiri dari satu bendera saja. Orang yang ditugaskan melakukan isyarat bendera ini biasanya berdiri di sebuah tempat yang tinggi atau di lantai yang tingginya sekitar 2-3 meter dari permukaan tanah. Pada awal abad ke 19, semaphore digunakan dalam komunikasi kelautan.
Semaphore juga digunakan sebagai Sinyal Rel Kereta Api
Semaphore ini merupakan bentuk sinyal kereta api pertama. Sinyal Semaphore diperagakan oleh sebuah tiang yang memiliki lengan yang bisa memutar dan akan menunjukan sinyal kepada masinis. Sinyal ini dipatenkan oleh Joseph James Stevens dan hingga saat ini telah menjadi sinyal mekanis yang paling sering digunakan di berbagai negara.
Alat yang digunakan untuk menyampaikan isyarat semaphore yaitu:
1.   Bendera Semaphore
Berbentuk persegi yang merupakan penggabungan dua buah segitiga sama kaki yang berbeda warna
Berukuran 45 cm x 45 cm
Warna yang lazim digunakan warna merah dan kuning.
Berjumlah 2 buah
2.   Tongkat bendera
Lazimnya terbuat dari kayu
Berukuran panjang 60 cm
Teknik penyampaian isyarat semaphore yaitu :
1.   Bendera semaphore dipasang pada tongkat dengan warna merah dekat dengan tangkainya.
2.   Badan berdiri tegak
3.   Memegang 2 buah tongkat semaphore dengan posisi lengan tangan harus menyentuh tongkat semaphore (sehingga tongkatnya seperti sambungan tangan) yang bergunakan untuk meluruskan tongkat semaphore sehingga tongkatnya tidak miring ataupun jatuh
4.   Semua pergerakan menggunakan bahu, sehingga kedua tangan tetap lurus.
5.   Menyampaikan isyarat semaphore dengan huruf demi huruf yang sudah di tentukan dengan kecepatan yang sesuai
Bentuk Isyarat semaphore :

 TALI-TEMALI
Pengertian tali-temali
     Tali temali merupakan salah satu cabang ilmu pionering. Dalam versi bahasa Inggris pionering memiliki arti kecakapan merintis jalan, membuka jalan baru yang tidak dikenal sebelumnya.
Tali – temali adalah keterampilan dengan menggunakan dasar tali yang dikelompokkan dalam simpul dan ikatan.
 
MACAM SIMPUL DAN KEGUNAANNYA:
1.Simpul Ujung Tali
Gunanya agar tali pintalan pada ujung tali tidak mudah lepas.
2.Simpul Mati
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang sama besar dan tidak licin.
3.Simpul Anyam
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang tidak sama besarnya dan dalam keadaan kering.
4.Simpul Anyam Berganda
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang tidak sama besarnya dan dalam keadaan basah.
5.Simpul Erat
Gunanya untuk memendekkan tali tanpa pemotongan.
6.Simpul Kembar
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang sama besarnya dan dalam keadaan licin.
7.Simpul Kursi
Gunanya untuk mengangkat atau menurunkan benda atau orang pingsan.
8.Simpul Penarik
Gunanya untuk menarik benda yang cukup besar.
9.Simpul Laso
Gunanya untuk menjerat/berburu hewn liar yang sedang berlari.
MACAM IKATAN DAN KEGUNAANNYA:
1.Ikatan Pangkal
Gunanya untuk mengikatkan tali pada kayu atau tiang,akan tetapi ikatan pangkal ini dapat juga untuk memulai ssuatu ikatan.
2.Ikatan Tiang
Gunanya untuk mengikat sesuatu sehingga yang diikat masih dapat bergerak leluasa misalnya untuk mengikat leher binatang agar tidak tercekik.
3.Ikatan Jangkar
Gunanya untuk mengikat jangkar atau benda lainnya yang berbentuk ring.
4.Ikatan Tambat
Gunanya untuk menambatkan tali pada sesuatu.
5.Ikatan Tarik
Gunanya untuk menambatkan tali pengikat binatang pada suatu tiang.
6.Ikatan Turki
Gunanya untuk mengikat sapu lidi,setangan leher.
7.Ikatan Palang
Gunanya untuk mengikat dua buah tiang yang bertemu dalam bentuk palang.
8.Ikatan Canggah
Gunanya untuk menyambung dua tiang atau membuat canggah.
9.Ikatan Silang
Gunanya untuk menyambung dua tiang yang bersilang.
10.Ikatan Kaki Tiga
Gunanya untuk mengikat tiang sejumlah 3 buah,dimana tiang ini berfungsi sebagai pondasi sebuah bangunan yang akan di bangun diatasnya,seperti menara pandang,tiang bendera,gapura,dll.
Itulah beberapa simpul,ikatan,dan kegunaannya yang bisa saya bagikan untuk kalian semua,semoga bermanfaat. 


KOMPAS

Pengertian kompas
Kompas adalah alat yang berfungsi untuk menunjukkan arah mata angin. Dan bagi para petualang, haruslah mengetahui dengan benar tentang kompas dan kinerjanya. Bahwasannya, dengan mengetahui dan bisa membaca peta dengan arah kompas, maka kemungkinan akan tersesat menjadi semakin kecil. Penting sebenarnya bagi penggiat alam bebas, tetapi banyak yang belum menggunakannya.

Bagian - bagian penting dari Kompas :

1. Dial, adalah permukaan Kompas dimana tertera angka derajat dan huruf mata angin.
2. Visir, adalah lubang dengan kawat halus untuk membidik sasaran.
3. Kaca Pembesar, digunakan untuk melihat derajat Kompas.
4. Jarum Penunjuk adalah alat yang menunjuk Utara Magnet.
5. Tutup Dial dengan dua garis bersudut 45o yang dapat diputar.
6. Alat Penyangkut adalah tempat ibu jari untuk menopang Kompas saat membidik.

Cara Mempergunakan Kompas :
1. Letakkan Kompas di atas permukaan yang datar, setelah jarum Kompas tidak bergerak maka jarum tersebut dan menunjukkan ARAH UTARA MAGNET
2. Bidik sasaran melalui Visir, melalui celah pada, kaca pembesar, setelah itu miringkan kaca pembesar kira - kira bersudut 50o dengan kaca dial.
Kaca pembesar tersebut berfungsi sebagai :
a. Membidik ke arah Visir, membidik sasaran.
b. Mengintai derajat Kompas pada Dial.
3. Apabila Visir diragukan karena kurang jelas terlihat dari kaca pembesar, luruskan garis yang terdapat pada tutup Dial ke arah Visir, searah dengan sasaran bidik agar mudah terlihat melalui kaca pembesar
4. Apabila sasaran bidik 30o maka bidiklah ke arah 30o. Sebelum menuju sasaran, tetapkan terlebih dahulu Titik sasaran sepanjang jalur 30o. Carilah sebuah benda yang menonjol / tinggi diantara benda lain disekitarnya, sebab route ke 30o tidak selalu datar atau kering, kadang-kadang berbencah-bencah. Ditempat itu kita Melambung ( keluar dari route ) dengan tidak kehilangan jalur menuju 30 derajat.
5. Sebelum bergerak ke arah sasaran bidik, perlu ditetapkan terlebih dahulu Sasaran Balik ( Back Azimuth atau Back Reading ) agar kita dapat kembali kepangkalan apabila tersesat dalam perjalanan.

Cara melihat Kompas dan membidik sasaran


Rumus Back Azimuth / Back Reading
1. Apabila sasaran kurang dari 180 derajat = ditambah 180 derajat
0 derajat – 180 derajat = X + 180 derajat

2. Apabila sasaran lebih dari 180 derajat = dikurang 180 derajat
180 derajat – 360 derajat = X – 180 derajat

Contoh :
30 derajat sasaran baliknya adalah 30 derajat + 180 derajat = 210 derajat
240 derajat sasaran baliknya adalah 240 derajat – 180 derajat = 60 derajat

Mata Angin

U = Utara : 0° atau 360°

TL = Timur Laut : 45°

T = Timur : 90°

TG = Tenggara : 135°

S = Selatan : 180°

BD = Barat Daya : 225°

B = Barat : 270°

BL = Barat laut : 315°

MENENTUKAN ARAH MATA ANGIN

Menentukan arah mata angin ( Utara Magnet ) dapat dilakukan dengan berbagai cara dengan tanpa menggunakan kompas, antara lain :
1. Makam / kuburan orang Islam.
2. Tempat ibadah ( Masjid / Musholah ).
3. Terbitnya matahari / bulan.
4. Lumut pada pohon. ( sebelah kiri dan kanan batang pohon )
5. Pucuk / ujung daun pada pohon.
6. Silet.


1 komentar:

Powered By Blogger
Diberdayakan oleh Blogger.